Banyak orang yang berpendapat bahwa kelas buruh tidak akan pernah sanggup membebaskan dirinya sendiri, tak mungkin buruh mampu membangun partai sebagai alat perjuangan politiknya. Meraka menganggap buruh buta politik, buruh tak cukup banyak waktu belajar politik. Maka orang-orang seperti itu, ingin menyatakan bahwa buruh tak perlu berpolitik. Maka kelas buruh dipaksa supaya menyerahkan perjuangan politiknya dibawah kepemimpinan kaum intelektual borjuis. Pandangan kelas borjuis tersebut secara tidak langsung telah menunjukan ketakutan yang luar biasa terhadap kekuatan perjuangan politik kelas buruh.
Kaum buruh sudah terlalu lama “dinina-bobokan” oleh mitos-mitos ratu adil kelas borjuis. Kelas borjuis menyekat perjuangan ekonomi dan politik kelas buruh tidak lain bertujuan untuk melanggengkan sistem perbudakan modern (kapitalisme). Namun, kelas buruh semakin sadar seiring penghisapan dan parodi kebohongan dari kelas borjuasi.
Memang pada awalnya kesadaran dan perjuangan buruh berada pada lapang perjuangan ekonomi. Namun dari perjuangan ekonomi ini, buruh memiliki banyak pengalaman. Kaum buruh telah menyadari bahwa kelas borjuis selalu menekankan bahwa konflik dalam perburuhan dikarenakan kesalah-pahaman. Oleh karena itu, perlu mendamaikan konflik-konflik dalam perburuhan dengan menjunjung tinggi hukum. Sebagai cotoh dalam konflik ketenagakerjaan, menurut kelas borjuis, hubungan buruh dan pengusaha sesungguhnya harmonis sebagai mitra kerja. Kemudian ketika terjadi konflik ketenagakerjaan dikarenakan terjadi kesalah-pahaman, sehingga harus didamaikan dengan menjunjung tinggi hukum Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Nomor 2 Tahun 2004
Pertanyaannya, apakah setelah menyelesaikan perselesiahan hubungan industrial, lantas sudah hilang konflik ketenagakerjaan tersebut? Tentu tidak! Konflik terus akan terjadi, baik persoalan PHK, Upah, Perjanjian Kerja dan lain sebagainya. Kini kelas buruh kian sadar, bahwa hal tersebut, merupakan skema atau akal-akal yang diciptakan oleh kelas borjuis dan institusi negara agar kaum buruh tidak beranjak lingkaran perjuangan ekonomi. Kesadaran buruh mulai bergerak, untuk merubah nasib, perjuangan buruh tidak cukup hanya bersandar pada penuntutan hak normatif.
Kenaikan revolusioner kelas buruh dalam perjuangan perbaikan nasib, kelas buruh mengkualitaskan diri bergerak maju kearah perjuangan perubahan nasib yang sejati. Perjuangan perubahan nasib tidak didapat dengan jalur perjuangan ekonomi semata, karena perjuangan ekonomi tidak akan menghancurkan hubungan produksi yang menindas. Sehingga kelas buruh telah menyimpulkan bahwa perubahan nasib sejati hanya didapat dengan melakukan perjuangan politik. Dalam perjuangan politik ini, kelas buruh memerlukan alat baru yaitu organisasi politik (partai kelas buruh).
Disisi lain, dari pengalaman perjuangan ekonomi kelas buruh telah menunjukan hebatnya perjuangannya yang tak kenal lelah, terorganisir dan bergaris massa. Tidak ada organisasi selain organisasi buruh yang mampu memobilisasi secara massal dan menuntut hak hingga mogok berhari-hari agar tuntutannya dipenuhi. Melalui geruduk pabrik dan beberapa kali mogok nasional, kelas buruh telah menunjukan kekuatannya dihadapan kelas borjuis.
Perjuangan politik kelas buruh tidak lain adalah perjuangan dalam penghapusasan sistem kapitalisme dengan jalan merebut kekuasaan kelas kapitalis. Sehingga perjuangan politik kelas buruh adalah tahapan kualitatif yang revolusioner dari perjuangan ekonomi. Jika perjuangan ekonomi untuk memperjuangkan hak normatif dalam jangka pendek keseharian oleh berbagai macam serikat buruh di masing-masing perusahaan, sementara perjuangan politik kelas adalah memperjuangkan kelas buruh terhadap perwakilan kolektif kapitalis yakni negara.
Jika perjuangan ekonomi dipisahkan dengan perjuangan politik, dapat dipastikan kaum buruh akan menjadi beku dalam aktifisme keserikatan. Bahkan kaum buruh akan jatuh pada kemunduran total sebagai sebuah gerakan buruh. Sehingga perjuangan politik kelas buruh dengan membentuk partai kelas buruh merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan kelas.
Partai kelas buruh merupakan perkakas revolusioner bagi kelas buruh dan rumah perlindungan bagi rakyat tertindas lainnya. Partai ini sebagai pelopor dalam penumbangan kediktatoran Borjuasi dan membawa kelas buruh pada kekuasaan politik untuk menghapus penghisapan manusia atas manusia. Kekuasan kelas buruh bertugas membangun tatanan masyarakat baru tanpa penindasan, yakni Sosialisme.
Oleh karena itu, partai kelas harus memiliki dasar-dasar yang revolusioner, yaitu disiplin baja, bekerja secara kolektif, kritik oto kritik, menjalankan mekanisme sentralisme-demokrasi serta menjalankan program dengan partisifasi secara penuh dari seluruh anggota dalam pekerjaan sehari-hari. Tanpa itu semua partai hanya akan menjadi hiasan dinding belaka.
Dan akhirnya, biarkan kelas borjuasi beserta institusi politik negaranya gemetar melihat kekuatan partai kelas buruh. Genderang perang kelas jauh-jauh hari telah ditabuh, kini saatnya kelas buruh menujukan kekuataan politiknya.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar